Ketegangan
Korea Utara dan Korea Selatan sepertinya bisa diselesaikan dengan jalur
perundingan, dan Korea Utara siap berunding jika sanksi PBB dicabut dan
menghentikan latihan militer antara Amerika Serikat dan Korea Selatan seperti yang disampaikan oleh Komisi Pertahanan
Nasional Korea Utara yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA, dimana
pemerintahan Korea Utara siap menempuh jalur damai jika kesepakatan itu berhasil
dijalankan,namun hingga saat ini belum ada kepastian dari kedua negara tersebut.
Ketegangan
terus meningkat belakangan ini sejak uji coba nuklir Korea Utara yang ketiga
dalam bulan februari. Yang menjadi alasan meningkatnya retorika Pyongyang yaitu
sanksi PBB dan latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat. Pyongyang
telah mengancamakan menyerang pangkalan-pangkalan Korea Selatan, Jepang dan
AS di kawasan itu.
Namun akhirnya Korea Utara pun menyatakan"perang", sementara itu Korea Utara telah mengeluarkan
peringatan-peringatan terhadap kedutaaan-kedutaan asing di ibukota Pyongyang, Negara-negara
Eropa yang mempunyai kedutaan di Pyongyang, termasuk Inggris dan Rusia,
menegaskan bahwa mereka menerima peringatan itu. Jurubicara kantor luar negeri
Inggris mengatakan, Korea Utara memperingatkan bahwa "mulai 10 April
Pyongyang tidak dapat menjamin keselamatan kedutaan-kedutaan dan organisasi
internasional di negara itu seandainya terjadi konflik". pernyataan dari
kantor luar negeri Inggris itu mengatakan, tidak ada rencana segera untuk
menarik para diplomat, dan bahwa peringatan itu mungkin hanya gertak belaka
dari Pyongyang.
Menteri
Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan, Moskow, yang mempunyai hubungan
relatif dekat dengan Pyongyang, sedang berkonsultasi dengan Cina, Amerika
Serikat dan negara-negara lain yang ikut dalam perundingan segi-enam yang macet
mengenai Korea Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar