Minggu, 05 Mei 2013

Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

          Ketegangan Korea Utara dan Korea Selatan sepertinya bisa diselesaikan dengan jalur perundingan, dan Korea Utara siap berunding jika sanksi PBB dicabut dan menghentikan latihan militer antara Amerika Serikat dan Korea Selatan  seperti yang disampaikan oleh Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA, dimana pemerintahan Korea Utara siap menempuh jalur damai jika kesepakatan itu berhasil dijalankan,namun hingga saat ini belum ada kepastian dari kedua negara tersebut.


          Ketegangan terus meningkat belakangan ini sejak uji coba nuklir Korea Utara yang ketiga dalam bulan februari. Yang menjadi alasan meningkatnya retorika Pyongyang yaitu sanksi PBB dan latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat. Pyongyang telah mengancamakan menyerang  pangkalan-pangkalan Korea Selatan, Jepang dan AS di kawasan itu.
       Namun akhirnya Korea Utara pun menyatakan"perang", sementara itu Korea Utara telah mengeluarkan peringatan-peringatan terhadap kedutaaan-kedutaan asing di ibukota Pyongyang, Negara-negara Eropa yang mempunyai kedutaan di Pyongyang, termasuk Inggris dan Rusia, menegaskan bahwa mereka menerima peringatan itu. Jurubicara kantor luar negeri Inggris mengatakan, Korea Utara memperingatkan bahwa "mulai 10 April Pyongyang tidak dapat menjamin keselamatan kedutaan-kedutaan dan organisasi internasional di negara itu seandainya terjadi konflik". pernyataan dari kantor luar negeri Inggris itu mengatakan, tidak ada rencana segera untuk menarik para diplomat, dan bahwa peringatan itu mungkin hanya gertak belaka  dari Pyongyang.
        Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan, Moskow, yang mempunyai hubungan relatif dekat dengan Pyongyang, sedang berkonsultasi dengan Cina, Amerika Serikat dan negara-negara lain yang ikut dalam perundingan segi-enam yang macet mengenai Korea Utara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar